KLIKQQ - Setiap anak membutuhkan pendidikan yang berguna untuk meningkatkan taraf hidup.
Sayangnya, bagi sejumlah orangtua, pendidikan adalah sesuatu yang tidak mudah didapatkan.
Kemiskinan menjadi pemicunya. Beberapa orangtua menilai uang yang didapatkan dari hasil bekerja lebih baik digunakan untuk membeli bahan makanan dibandingkan disimpan untuk biaya pendidikan anak-anak mereka.
Saat sejumlah anak-anak kesulitan mendapatkan pendidikan, ada saja yang sudah memiliki kesempatan duduk di bangku sekolah tidak dimanfaatkan dengan baik.
Bagi anak-anak seperti itu, sebaiknya melihat contoh yang diperlihatkan seorang pemuda bernama Daniel Dejapin.
Sejak usia enam tahun, Daniel harus hidup di jalan, makan dari sisa makanan yang ditemukan di tempat sampah, dan bertahan hidup dari kerasnya dunia jalanan.
Keputusan Daniel untuk memilih hidup seorang diri di jalanan dipicu oleh sikap kedua orangtuanya yang merupakan pemabuk berat.
Untuk bertahan hidup, dia menjual bunga mawar, selama menjajakan dagangannya, ia kerap mendapat perlakukan kasar baik fisik dan perkataan.
Uang yang didapatkannya dari hasil jualan bunga mawar, ia tabung untuk biaya pendidikannya.
Dia belajar dengan giat dan berhasil mendapatkan beasiswa KLIKKIU.com belajar di Aguinaldo International School..
Seorang pembantu rumah tangga asal Filipina bernama Xyza Bacani berubah nasibnya setelah mendapatkan beasiswa ke New York, Amerika Serikat untuk mempelajari fotografi.
Dilansir Viral4real, bacani berasal dari keluarga miskin di FilipinaKLIKKIU.com Utara dan datang ke Hongkong untuk menjadi PRT pada umur 19 tahun.
Ia tertarik menjadi fotografer saat menjadi pembantu rumah tangga dan memotret rekan-rekannya yang mengalami kekerasan
Perempuan berusia 28 tahun ini kemudian fokus menjadi
fotografer jalanan yang khusus mengambil gambar para PRT di Hongkong
dengan ciri khas foto hitam putih.
"Saya mengunjungi Rumah Penampungan Perempuan Migran Bethune yang dihuni PRT yang disiksa majikannya," ujar Bacani.
Saat itu ia merasa memiliki hak untuk membicarakan nasik rekan-rekannya yang disiksa.
Hidup Bacani berubah saat mendapat beasiswaKLIKKIU.com dari Yayasan Magnum untuk berkuliah di New York dan Missouri untuk mempelajari fotografi dan bagaimana mengungkap makna dari foto yang ia tangkap.
"Saya mengunjungi Rumah Penampungan Perempuan Migran Bethune yang dihuni PRT yang disiksa majikannya," ujar Bacani.
Saat itu ia merasa memiliki hak untuk membicarakan nasik rekan-rekannya yang disiksa.
Hidup Bacani berubah saat mendapat beasiswaKLIKKIU.com dari Yayasan Magnum untuk berkuliah di New York dan Missouri untuk mempelajari fotografi dan bagaimana mengungkap makna dari foto yang ia tangkap.